MAKASSAR]benuasulsel.com-Rabu, 22/9/2021. Sungguh ironi, Pemerintah Kota Makasar disinyalir apatis dan seolah tutup mata terhadap pembuangan sampah yang kian bertumpuk di bantaran sungai Je’neberang di lokasi penyeberangan perahu di Kelurahan Jongaya Kec Tamalate, Kota Makasar, Sulsel.
Bantaran Sungai Je’neberang di wilayah kelurahan itu yang tampaknya dijadikan pembuangan sampah akhir (TPA) di area bantaran sungai yang disekitar penyeberangan (Pincara) Parangtambung kelurahan Jongaya yang mengakibatkan penyempitkan aliran sungai yang akan berdampak terjadinya musibah banjir.
Daerah seputar penyeberangan perahu dua wilayah bertetangga antar Kota Makasar dan Kabupaten Gowa ini dijadikan sasaran pembuangan sampah,
(Pembuangan tempat sampah sementara (TPS) terlebih jadi TPA.
Kekhawatiran masyarakat yang merasa dampaknya tidak hanya bakal mendatangkan musibah banjir namun menimbulkan dampak yang merusak lingkungan pemukiman warga.
Ini juga merusak lingkungan bantaran sungai Je’neberang dimana berada di bawah pengawasan dan tanggung jawab Balai Besar Pompengan Sungai Je’neberang yang juga seolah membiarkan adanya pembuangan sampah? Tanpa peduli, menegur dan menghentikannya.
Ketua DPP Poros Rakyat, M.Jafar Sainuddin Daeng Ngemba menanggapi adanya baik TPS, apalagi TPA dibantaran sungai Jeneberang merupakan tindakan tercela dan sangat membahayakan kelangsungan hidup warga masyarakat di dua wilayah bertetangga antar Kab Gowa dan warga Kota Makasar.
Menurutnya, Pemerintah Kota Makasar (Pemkot) seharusnya segera mengambil tindakan dan menghentikan pembuangan sampah yang semakin hari kian melebar ke daerah aliran sungai dan bukan cuma bantaran yang tertimbun sampah.
Pihak Balai Besar Pompengan dan Balai Besar Lingkungan yang semestinya peka dan jeli memperhatikan kondisi yang sangat membahayakan ini, utamanya Balai Pompengan dengan tidak hanya mengandalkan papan bicara yang dipasang dan terpajang di tanggul, harap Daeng Ngemba dengan nada protes, semoga (Burlallo/Omank Benua#)
