Ketua FKPT Sul-Sel: Perempuan Adalah Tiang Negara, Cerminan Kebangsaan, Nasionalisme Dan Keberagaman

IMG-20201117-WA0009.jpg

Makassar (Benuanews-Sulsel) Selasa, 17/11/2020. Meskipun masih suasana pandemi, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) terus melakukan upaya dalam pencegahan radikalisme dan terorisme disetiap daerah. Salah satunya adalah Provinsi Sulawesi Selatan dengan menggandeng Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Selatan.

BNPT RI dan FKPT Sulawesi Selatan menggagas kegiatan pelibatan perempuan dalam rangka pencegahan terorisme dengan melibatkan komunitas perempuan yang ada di Sulawesi Selatan. Kegitan dilaksanakan di Hotel Claro Makassar dengan tetap memperhatikan protokoler kesehatan dari pemerintah.

“Foto bersama dalam acara koordinasi BNPT bersama FKPT Sulsel dalam rangka pelibatan Perempuan dalam penanggulangan radikalisme dan terosisme di hotel Claro Selas, 17/11. Perempuan adalah tiang negara (Dr. KH. Muammar Bakri LC. ”

Pejabat BNPT RI yang hadir dalam kegiatan tersebut adalah Letkol. TNI. Drs. Arifuddin, M.Si. selaku Kasubbag TU Inspektorat BNPT RI yang mewakili Direktur Pencegahan Brigjend. Pol. R. Ahmad Nurwakhid, S.E., M.M. Dalam sambutannya, bahwa terorisme adalah tindak kejahatan luar biasa yang menjadi perhatian dunia. Bukan sekedar aksi teror semata, namun pada kenyataannya tindak kejahatan terorisme juga melanggar Hak Asasi Manusia sebagai hak dasar yang secara kodrati melekat dalam diri manusia, yaitu hak untuk merasa nyaman dan aman ataupun hak untuk hidup.

”Dampak terorisme pun tidak hanya menimbulkan korban jiwa dan kerusakan pada harta benda, namun juga merusak stabilitas negara, terutama dalam sisi ekonomi, pertahanan, keamanan, sosial budaya, dan lain sebagainya”, jelas Arif.

Kesempatan yang sama, Arif membeberkan bahwa berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh BNPT tahun 2019 menyatakan bahwa faktor yang paling efektif dalam mereduksi Potensi Radikalisme secara berturut turut adalah diseminasi sosial media, internalisasi kearifan lokal, perilaku kontra radikal dan pola pendidikan keluarga pada anak.

“Dalam konteks ini, tidak dapat dipungkiri bahwa posisi perempuan sangat vital dalam keluarga bahkan dalam masyarakat secara lebih luas. Perempuan memiliki peran strategis dalam membentengi keluarga dan masyarakat dari segala bentuk penyebaran dan ajakan kelompok radikal terorisme”, tegas Arif.

Selanjutnya, Arif memaparkan kenapa perempuan menjadi sasaran perekrutan dalam kelompok terorisme: Menyesuaikan pola kelompok terorisme internasional (ISIS), Jaringan laki-lakinya mulai susah, banyak yang tertangkap, Dianggap efektif mengelabui lawan, Perempuan termasuk kelompok “RENTAN”, dan Perempuan (khususnya yang banyak mengalami kekerasan fisik dan psikis).

Sedangkan Dr. KH. Muammar Bakry, Lc Ketua FKPT Sulawesi Selatan menegaskan bahwa “perempuan itu madalah tiang Negara, jika perempuannya rusak maka rusaklah suatu Negara”, jelas dalam sambutannya.

Perempuan adalah cerminan kebangsaan, nasionalisme dan keberagamaan, sehingga pelibatan perempuan BNPT-FKPT adalah alasan yang paling tepat dalam pencegahan radikalisme dan terorisme, tutup Ketua FKPT.

Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 09:00 s/d 16:00 diikuti oleh 90 peserta dari organisasi dan komunitas perempuan di Kota Makassar. Turut hadir sebagai narasumber Maria Ulfa, M.A, M.Hum Vice Director Indonesia Muslim Crisis Center (IMCC) dan Prof. Dr. Hj. Faridah Patittingi, M.Hum Kabid. Perempuan dan Anak FKPT Sulawesi Selatan.(IF/RSB)*

(Visited 16 times, 1 visits today)
Muhammad Rustan Salam

Muhammad Rustan Salam

Media Online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

scroll to top