Gowa)BenuaSulSelCom. Kurang lebih 2 tahun Pandemi Covid-19 melanda hampir seluruh belahan dunia, yang menyebabkan di semua tatanan kehidupan tak bisa berbuat banyak bagai terpenjara, dengan berbagai aturan yang diberlakukan demi untuk mencegah dan meredam merebaknya virus yang mematikan agar tidak menelan korban jiwa yang lebih banyak. Rabu, 9/3/2022
Proses pembelajaran menggambar tiga dimensional
Peranan pendidik dalam hal ini guru sebagai pasilitator, inisiotor dan sekaligus penyemangat bagi siswanya yaag sangat dibutuhkan dalam memulihkan semangat belajar siswanya, agar keterlambatan dalam, pembelajaran bisa teratasi dan pulih kembali seperti sedia kala, seiring dengan berakhirnya pandemi ini.
Pemerintah di harapkan banyak berkontribusi dalam pemulihan peserta didik dalam berbagai hal, terutama dilingkungan dimana mereka berada, dalam beradaptasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, terutama menjaga pisik dan phsykis agar virus tak mudah menyerang bagi anak-anak usia sekolah terhadap penyakit yang sedang mewabah ini.
Proses pembelajaran dua dimensional.
Otonomi yang lebih luas pada saat situasi darurat seperti krisis Covid-19 merupakan hal yang penting, terutama untuk para kepala sekolah dalam menentukan kebijakannya, dalam pelaksanaannya dibutuhkan fleksibilitas birokrasi maupun kapasitas pengambilan keputusan yang lebih baik, dengan tidak melupakan tranparansi dalam penggunaan anggaran sekolah, sehingga apa yang kita harapkan bersama, berjalan sesuai tupoksinya.
Mengingat kebijakan Kemendikbud yang sudah memberikan wewenang dalam pengambilan keputusan kepada sekolah-sekolah masing-masing, maka wewenangnya bisa diperluas lagi hingga untuk penggunaan dana BOS, terutama dalam keadaan darurat, dapat tersalurkan dengan baik, tanpa ada yang terabaikan, apalagi disalah gunakan demi memperkaya diri sendiri.
Kemendikbud perlu mempertimbangkan untuk mengembangkan kerangka kerja pengawasan yang kuat untuk memonitor penggunaan dana BOS bagi pembelajaran agar apa yang diharapkan dapat berjalan sesuai dengan tupoksinya, tanpa adanya celah yang berpotensi dalam penyalagunaan wewenang dan anggaran.
Salah seoraang pendidik yang tidak mau disebut identitasnya, disalah satu sekolah pavorit di Gowa, mengutarakan pengalaman yang pernah menduduki jabatan strategis yakni Waka. Sara prasarana, bahwa pengawasan yang baik tidak hanya membantu memastikan bahwa dana yang digunakan sesuai dengan niat awal kementerian, tetapi juga untuk mengidentifikasi bantuan itu di area-area mana yang paling dibutuhkan atau dari skala prioritas, sehingga anggaran itu tepat sasaran dalam memulihkan sistim pembelajaran agar dapat berjalan sesuai harapan bersama dan pulih sedia kala.Ungkapnya.
Masyarakat Indonesia berharap banyak dalam membangun kemajuan sistim pendidikan dapat terintegrasi disemua kalangan, sehingga pendidikan merata tanpa membeda bedakan golongan suku ras dan agama, yang tidak mengabaikan UU. No14 Tahun 2008, tentang keterbukaan imformasi publik.
Semua kalangan berharap banyak kepada pemangku kebijakan, terutama dibidang pendidikan, untuk segera merobah mainset dan tidak bermain bara api dalam sekam, karena pada dasarnya ditangan kejujurannya para pemimpin menjadi tonggak kemajuan bangsanya sendiri. Pungkahnya.
Kita tidak berharap akan adanya seperti dalam kutipan tulisan ini yang menyatakan bahwa, Untuk menghancurkan sebuah bangsa tidak perlu dengan bom atom atau dengan roket jarak jauh.
Tetapi dengan cara merendahkan kualitas pendidikan dan membiarkan para pelajar lulusan dengan penuh kecurangan.
Sehingga pasien mengalami mal praktek /meninggal di tangan Nakes/dokter yang lulus dengan curang.
Rumah-rumah roboh di tangan insinyur yang lulus dengan curang.
Kerugian harta yang banyak di tangan akuntan yang lulus dengan curang.
Agama mati di tangan tokoh agama yang lulus dengan curang.
Keadilan hilang di tangan hakim yang lulus dengan curang.
Dan menyebarnya kebodohan diantara pelajar di tangan guru yang lulus dengan curang.
Hal tersebut diatas, jangan sampai terjadi di negara kita yang kita cintai ini, untuk itu semua stakeholder diharapkan ambil peran dalam pemulihan pendidikan, demi memajukan insan-insan yang cerdas, memiliki imam dan taqwa demi membangun Indonesia yang lebih maju dalam kancah nasional dan internasional.
Peranan Pers, sebagai sosial kontrol Pemerintah dan masyarakat tak terabaikan yang cukup banyak berkontribusi dalam mengedukasi masyarakat dari hal tidak tau menjadi tau, dan dia adalah salah satu pilar demokrasi yang sangat dibutuhkan di Indonesia, dengan tidak mengabaikan kode etik jurnalistik. Justru Pers bisa membantu pemerintah menghadapi sampai menyelesaikan permasalahan bangsa yang beragam bentuk dan modusnya, dalam mengungkap kasus-kasus naik kepermukaan khalayak yang berujung di jeruji besi. (RB#)
Team: Redaksi