GOWA]benuasulsel.Com-Pasca Reformasi 1998, banyak bermunculan dan berupaya menyingkap tabir misteri Tragedi Nasional Gerakan 30 September/G-30-S/GESTAPU. Selasa. 29/9/2021
Banyak ragam tulisan dan pendapat oleh para pakar baik dari dalam dan luar negeri, senantiasa mengusik nalar masyarakat Indonesia yang masih meraba-raba tentang misteri tragedi kemanusiaan yang memilukan, dengan berbagai versinya, dan dengan beragam analisis, bahkan ada segelintir yang ingin mumutar balikkan pakta.
Padahal suatu kekejian yang tak terbantahkan atas kenyataan akan kebiadaban para komunis membabi buta, membantai terhadap para tokoh masyarakat dan masyarakat biasa yang tak berdosa dengan kejinya, tanpa adanya rasa penyesalan.
Hal ini menjadi penomena, dan bahkan menjadi suatu tradisi yang dimunculkan setiap bulan September sebagai bulan yang dikeramatkan, oleh bangsa Indonesia untuk sebuah peristiwa yang banyak menelan korban jiwa, dan penuh misteri tersebut.
Tragedi kemanusiaan tahun 1965 memang wajib di peringati, sebagai momentum dalam membentuk kesadaran, kewaspadaan terhadap bahaya latent komunis yang semakin nyata, dan Provokasi Asing yang ingin memporak porandakan negeri kita ini, dengan ingin mengganti ideologi Pancasila, dengan ideologi yang tidak sesuai dengan pri kemamusiaan dan pri keadilan, serta falsapah budaya bangsa Indonesia” (RB#)