GOWA)BENUASULSEL.Perlunya merefleksi diri sebagai mahluk ciptaan Tuhan YME, KARENA EFEK KESERAKAHAN, dalam mengolah bumi seakan-seakan lupa akan kodratnya, bahwa apa yg diperoleh punya batas dan kemampuan yg sifatnya sementara belaka, yg nantinya akan dipertanggung jawabkan kelak dikemudian hari, walau sebiji sarrahpun.
Kita perlu syukuri sebagai manusia bahwa, alam dan seisinya dan bumi, masih berputar pada porosnya, sehingga segala kemungkinan yg kasat mata, masih dapat untuk dibenahi, dan memohon Ridhonya atas dosa-dosa hambanya di muka bumi ini, dalam pengampunanannya.Agar kelak kita menjadi manusia yang mendapat hidayahnya.
Tentu saja dalam keyakinan setiap umat beragama, Tuhan Yang Maha Kuasa itu — seperti yang disebut juga dalam konstitusi kita – UUD 1945, diyakini selalu bersifat dan bersikap baik kepada manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya di planet bumi ini.
Dalam hal kejadian yang banyak viral akhir-akhir ini, baik bencana alam termasuk musibah pandemi Covid-19 yang sedang melanda negeri kita sekarang ini, bisa saja dipahami sebagai ganjaran atau azab, akibat ulah manusia yang salah. Misalnya karena tamak dan rakus, menzdholimi antara satu degan yang lainnya, demi untuk mendapat keuntungan sesaat, baik untuk dirinya sendiri maupun kepentingan kelompoknya.
Manusia diera modernisasi, terkadang kerap mengabaikan, simbol- simbol alam dan budaya sipakatau, yang nyaris terabaikan.
Korupsi, Kolusi, Nepotisme dimana-mana mulai ditingkat bawah sampai atas, semakin massif, yang membuat harga diri, diluar kontrol nalar hingga berakibat hancurnya tatanan hidup, dan terbawa reputasi yang selam ini terpandang, hingga keluarga yang dicintainya sekejab sirna seketika, karena efek keserakahan yang diotaknya, cuma memikirkan finansialnya saja, tanpa dibarengi keimanan.
Oleh karena itulah, Jangan semudah itu kita menghasut saudara kita, karena mungkin saja ada hal-hal yang tak kesampaian, dalam memenuhi tuntutan hidupnya terutama kalangan bawah, dan janganlah kita, merasa paling suci apalagi sampai mengomentari keimanan orang lain, karena tipe manusia beragam, terkadang terlihat preman tapi kewajiban beribadahnya, selalu dilaksanakan sesuai sariatnya, begitupun sebaliknya.
Kita hanya berbeda saja dalam memilih dosa, tanpa pernah tau amalan ibadah yg mana yg akan mengantarkan kita ke surga, atau justru kelakuan kita yg akan mengantar kita ke neraka jahannam, Nausubillahi minsalik.
Tinggal memilih kehidupan dan dosa mana yang akan kamu tempuh. Bersihkan hati, fikiran dan selalu berbuat baik kepada siapapun, termasuk alam ciptaan Tuhan Yang Maha kuasa, jangan sampai terabaikan. (RB#)
Reportase Ruslan
BENUASULSENEWS.COM