SEMARANG-Benuasulsel.com-Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Usaha Kecil Menengah (DP2KUKM) Kabupaten Luwu Utara, Adjie Saputra, mengusulkan kepada pemerintah pusat melalui Direktorat Angkutan Udara agar kuota penerbangan untuk Angkutan Barang Perintis Subsidi Kargo di Kecamatan Seko dan Rampi, dapat ditambah, dari 3 kali seminggu menjadi 5 kali seminggu.
Usulan ini disampaikan Adjie dalam Rapat Koordinasi Gerai Maritim Pemanfaatan Jembatan Udara dan Subsidi Angkutan Barang Perintis Tahun Anggaran 2024 di Hotel Novotel, Semarang belum lama ini. “Usulan itu kami sampaikan dalam rangka memaksimalkan penurunan disparitas harga di daerah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan, seperti Seko dan Rampi,” kata Adjie, Selasa (19/3/2024), di Masamba.
Selain penambahan kuota kargo untuk penerbangan ke Seko dan Rampi dari 3 kali menjadi 5 kali seminggu, Kadis muda ini juga berharap agar peralatan dan perlengkapan penurunan stunting yang merupakan salah satu program nasional pemerintah, termasuk tabung LPG 3 kg, juga bisa diangkut dalam program ini.
Khusus usulan angkutan tabung LPG 3 kg, Adjie beralasan bahwa harga jual LPG 3 kg di Seko dan Rampi masih cukup tinggi, sehingga dibutuhkan pasokan tabung gas di dua wilayah pegunungan tersebut dalam rangka untuk mencapai ketersediaan pasokan barang, stabilisasi harga, termasuk memaksimalkan penurunan disparitas harga.
“Di kecamatan Seko, harga jual tabung LPG 3 kg masih di kisaran Rp95.000 – Rp100.000 per tabung. Sementara di Rampi malah sudah tembus di angka Rp120.000 – Rp130.000 per tabung. Bahkan di musim penghujan, harga tabung LPG 3 kg di Rampi bisa naik menjadi Rp150.000 karena kondisi medan yang sangat sulit dilalui,” terangnya.
Usulan Kepala DP2KUKM Luwu Utara ini mendapat tanggapan dari Direktorat Angkutan Udara bahwa untuk saat ini untuk barang-barang yang dimaksud belum dapat diakomodir karena lebih fokus pada pemenuhan barang kebutuhan pokok dan barang penting yang merupakan barang yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari sesuai tujuan utama program Angkutan Barang Perintis Subsidi Kargo.
“Selain itu, pengangkutan tabung LPG 3 kg harus ditangani dengan penanganan khusus karena merupakan bahan bakar yang mudah meledak atau terbakar atau dengan kata lain sangat berisiko tinggi untuk diangkut menggunakan angkutan barang di udara,” terang Adjie, mengutip tanggapan Direktorat Angkutan Udara.
Untuk diketahui, Rakor yang dilaksanakan Direktorat Sarana Perdagangan dan Logistik melalui Tim Kerja Sama Logistik dan Gerai Maritim ini dihadiri Asdep Infrastruktur Pengembangan Wilayah Kemenko Marves, Direktur PT Nasional Global Aviasi, Direktur PT Asian One, perwakilan kementerian/lembaga dan BUMN terkait, UPBU yang dilalui Jembatan Udara, Operator Pesawat, dan dinas yang membidangi perdagangan provinsi/kabupaten/kota yang masuk dalam penetapan Rute Jembatan Udara Tahun 2024.
Adapun Narasumber pada rakor ini terdiri dari Sri Sugy Atmanto (Direktur Sarana Perdagangan dan Logistik), Abdul Haris mewakili Direktur Angkutan Udara, Adrian mewakili Direktur Angkutan Jalan, Ihsan Kurnia mewakili Direktur Bina Usaha Perdagangan, serta moderator Erfin Chamida.
Sementara dari kabupaten Luwu Utara, selain dihadiri Kepala DP2KUKM Adjie Saputra, kegiatan Rakor Gerai Maritim Pemanfaatan Jembatan Udara dan Subsidi Angkutan Barang Perintis TA 2024 ini juga dihadiri oleh Plt. Camat Rampi, serta Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Andi Djemma, Masamba. (LHr#)