Gowa)BenuaSulSelCom. Gonjang-ganjing kelangkaan dan fluktuatifnya minyak goreng bukan cuma kaum hawa yang ngomel dan puyeng, dibuatnya, bahkan aktivis lembaga swadaya masyarakat( LSM) dan juga sebagai Jurnalis, Asruddin Daeng Jangga bersama Abd.Rachman Daeng Kulle sangat prihatin dan geleng-geleng kepala mengikuti dan menyaksikan kondisi salah satu sembilan bahan pokok(sembako), minyak goreng yang nyaris hilang dipasaran, ” bagaikan mencari jarum terjatuh di tengah hutan,” ujarnya tersenyum sinis.
Kelangkaan dan fluktuatif harga minyak goreng sekitar Rp.25.000-Rp.30.000/perliter, bukan cuma Daeng Jangga dan Daeng Kulle, sahabat dan tetangganya, Syarifuddin Daeng Tiro bersama Luki, bahkan seorang Tokoh masyarakat di wilayah Galesong, Syambu, menanggapi miring keadaan dan situasi salah satu kebutuhan sembako yang nyaris hilang dipasaran.
Daeng Syambu mengakui dan membenarkan pengumpamaan, kedua Jurnalis Daeng Jangga bersama Daeng Kulle, untuk mendapatkan dan menemukan sekarang minyak goreng kurang lebih sama mencari jarum yang jatuh-hilang di tengah hutan rimba.
Bagaimana tidak lanjut Daeng Jangga dan Daeng Kulle, grosir beragam kebutuhan yang di sebut Indo Mart dan Alfa Mart sangat sulit menemukan seperti sejumlah Indo Mart dan Alfa Mart di Galesong Kab.Takalar, Sulsel.
Menurutnya, kalaupun ada ditemukan hitungan jam-habis dan hilang lagi bak ditelan bumi, dengan harga yang berfluktuatif(tak tentu) Rp.57.000-Rp.60.000 satu kemasan(2 liter).
Kelangkaan dengan harga yang ber fluktuatif minyak goreng bukan hanya di Daerah Galesong tapi mungkin se Nusantara timpal Luki, dan khususnya di daerah Gowa , semoga.(Burnas-Omank).