Muallaf di Tana Toraja semakin berkembang Seiring dengan perkembangan Zaman.

Toraja)BenuaSulSelCom. Kabupaten Tana Toraja ibu kotanya Makale, adalah merupakan Kabupaten yang dikenal dengan destinasi Pariwisata dan budaya yang khas, yang penduduknya mayoritas beragama Kristen Katolik. Terkhusus di Buntu Burake yang mempunyai destinasi wisata Patung Yesus yang terletak di atas puncak menjulang tinggi keatas langit, sebagai bukti yang melambang bahwa Toraja adalah pusat dan mayoritas orang yang menganut agama Kristen. Sabtu 7/5/2022.

Seiring dengan perputaran waktu dan zaman sudah bergeser dengan kuatnya arus globalisasi yang melanda sendi-sendi kehidupan manusia sehingga masyarakat khususnya, yang ada di Tana Toraja, mengalami penggeseran yang signifikan, dari berbagai segi, baik agama maupun sosial budaya.

Tak bisa dipungkiri bahwa Tana Toraja adalah pusat budaya yang mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri yang kental mengandung nilai-nilai magis, sesuai dengan aliran kepercayaannya yakni Kristen, sekarang ini masyarakatnya sudah mengalami perobahan yang signifikan, terlihat dengan banyak warga suku Toraja asli berubah haluan yang cukup deras untuk pindah keyakinan agama dari Kristen menjadi muallaf.

Penome perpindahan agama di Tana Toraja tidak lepas karena pengaruh kuatnya perkembangan Zaman dan arus globalisasi, seperti yang terjadi dikampung Taba Tana Toraja, begitu banjir masyarakatnya untuk pindah agama dari Kristen ke agama Islam yang tersirat kebahagian mereka ketika berubah status menjadi mullaf.

Sebagai contoh bahwa dikampung Taba Tana Toraja, dulunya adalah masyarakatnya mayoritas beragama Kristen, tapi seiring dengan bergulirnya waktu sehingga sekarang ini masyarakatnya membanjiri untuk masuk beralih keagama Islam yang dibuktikan dengan didirikannya mesjid ditengah perkampungan warga.

Dengan didirikannya mesjid ditengah perkampungan Taba yang letaknya dipelosok desa tersebut, ini tiada lain sebagai wujud nyata kecintaan dan kebahagiaannya terhadap sang pencipta yakni, Tuhan Yang Maha Kuasa, untuk dipakai sebagai tempat peribadatan yang representatif, dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan acara keagamaan baik, acara pengajian, majelis Taglim, maulid dll.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pemahaman terhadap, berbagai agama dan ilmu lainnya, generasi/ masyarakat sekarang begitu dengan mudahnya bisa mengakses berbagai imformasi di dunia maya dan berbagai plafrom, sehingga masyarakat dapat mempelajari secara langsung dan membandingkan antara agama satu dengan yang lainnya, hingga mereka bisa memaknai secara logis akan kebenaran suatu agama.

Tak pelak lagi penomena ini sudah berkembang diberbagai pelosok tanah air Indonesia, terutama didaerah yang berbasis kristen, seperti Menado, Batak, Papua NTT dsb, tampaknya muallaf tak bisa dibendung, walaupun daerahnya berada dikantong- kantong Kristen.(RB#).

Tim Redaksi.

(Visited 150 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *