FIKP-Unhas.jpg

MAKASSAR]benuasulsel.com-Kamis, 7/10/2021. Pada hari Sabtu malam lalu, (2/10) sekira pukul 22.00 WITA di depan ruang senat mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) berlangsung mediasi antara Keluarga Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan (Kemajik) dan Keluarga Mahasiswa Perikanan (Kemapi). Mediasi ini merupakan langkah penanganan atas perseteruan yang terjadi sejak Jumat (1/10/2021) pekan lalu.

Peristiwa keeusuhan ini dibenarkan Ketua Senat FIKP Rahmat, bahwa upaya mediasi ini dilakukan adalah sebagai upaya untuk mencegah dan menghindari konflik berkepanjangan diantara kedua himpunan mahasiswa FIKP.

“Saya menginisiasi mediasi ini untuk menghindari konflik dan mengantar teman-teman perikanan bertemu dengan kelautan untuk meminta maaf,” ujar Rahmat saat ditemui, Senin lalu, (4/10).

Menurut Rahmat, awal mula terjadinya keributan adalah bermula dari hal sepele, senior perikanan angkatan 2018 menegur junior dari kelautan angkatan 2020 yang lewat depan sekret perikanan.

Kejadian ini pun membuat kedua pihak bersitegang lantaran setelah dimediasi didapat dua argumen yang berbeda. “Ada yang bilang ditegur dengan sapaan adik saja, ada yang bilang dari kelautan ‘kenapa ki lewat-lewat’, seolah-olah katanya dilarang,” tuturnya.

Dalam Upaya mediasi yang dilakukan tidak membuahkan hasil akhirnya memanas hingga terjadi keributan. “Perseteruan yang sensitif dan secara kultural memang ada masalah yang tidak bisa dilupakan antara perikanan dan kelautan,” ungkap Rahmat.

Upaya mediasi malam itu gagal sehingga terjadi konflik baru bahkan sampai saling lempar batu dan menyebabkan kerusakan kaca di gedung FIKP. Hingga sejam kemudian, pihak satpam dan kepolisian datang mengamankan situasi. “Untuk sementara, fakultas disterilkan dari kegiatan kelembagaan,” tutur Rahmat.

Kasus ini sudah diserahkan kepada dekanat FIKP. Hal ini dibenarkan Presidium Sidang Kemajik Muhammad Amin bahwa perseteruan ini sementara ditangani Wakil Dekan 3.

Ia juga mengungkapkan kronologi kejadiannya. “Awalnya kita rombongan jalan lewat di depan sekret perikanan. Nah, setelah itu teman ku yang sama dua orang lewat lagi baru ditegur sama anak perikanan bilang, kenapakah lewat sini terus. Terus temanku balas‘ kenapa kah? Kan jalur umum jadi terserah mau lewat mana, jelas Albas, sapaan akrab Muhammad Amin.

Albas menambahkan mahasiswa kelautan meminta perikanan datang untuk meminta maaf dan mengakui adanya teguran tersebut. “Tapi pernyataan mereka beda dari cerita mahasiswa kelautan. Jadi ini ada dua versi,” kata Albas.

Dilansir dari situs identitasonline.com, konflik ini bukan yang pertama, tahun 2019 juga pernah terjadi bentrok serupa di FIKP yang melibatkan Kemajik dan Kemapi. Rahmat pun sempat menuturkan sambil bercanda, “Perseteruannya sama, tapi ada varian yang berbeda.”tutup Rahmat.

(Visited 42 times, 1 visits today)
Muhammad Rustan Salam

Muhammad Rustan Salam

Media Online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

scroll to top