*Terima Kasih, Pak Jokowi!*

Screenshot_20241020_203101.jpg

LUWU UTARA-Benuasulsel.com-Tak bisa dipungkiri bahwa Joko Widodo (Jokowi) adalah salah salah satu, kalau tidak bisa dikatakan satu-satunya Presiden Indonesia yang terus mendapatkan kritikan, nyinyiran, bully-an, bahkan hujatan yang masif dari para netizen dan citizen.

Bahkan di penghujung masa purna tugasnya sebagai Presiden Republik Indonesia, Jokowi masih terus mendapatkan serangan dari berbagai penjuru mata angin. Namun, uniknya, Jokowi masih mendapatkan tingkat kepuasan publik, yakni mencapai 80 persen.

Sebuah anomali tentunya, tatkala Jokowi masih terus di-bombardir dengan serangan kritikan yang sangat tajam dari berbagai kalangan, sementara di sisi yang lain, kinerjanya mendapatkan tepuk tangan publik yang tergambar melalui data approval rating 80%.

Kepuasan publik yang mencapai 80% sejarah. Di mana Jokowi adalah satu-satunya presiden yang mencatat kepuasan publik tertinggi hingga di penghujung pengabdiannya. Tak hanya di Indonesia, tetapi juga dunia. Data itu menegaskan kinerja apik dia sebagai presiden.

Jokowi yang memulai karier politiknya di kota Solo sebagai wali kota, amat dikenal dengan sebuah ungkapan epiknya, yaitu “kerja, kerja, dan kerja”, yang selalu menjadi asupan semangat bagi rakyat agar tidak mudah menyerah terhadap segala rintangan yang ada.

Jejak politik Jokowi terus meninggalkan catatan sejarah yang mengagumkan. Dari Solo, ia “naik kelas” menjadi Gubernur DKI Jakarta melalui sebuah kontestasi Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, hingga menjadi orang nomor satu di republik ini sebagai Presiden Indonesia.

Ada catatan yang menarik dari perjalanan panjang seorang Jokowi dalam menduduki kursi orang nomor satu di Indonesia. Dari dua kali keikutsertaannya pada Pilpres, yakni Pilpres 2014 dan 2019, Jokowi selalu bertanding dengan nama yang sama, yaitu Prabowo Subianto.

Bisa dibayangkan persaingan keduanya dalam Pilpres 2014 dan 2019 yang lalu. Keduanya kala itu, ibarat air dan minyak, sulit untuk disatukan. Hingga pada satu titik, keduanya dipertemukan oleh semangat yang sama untuk memberikan energi positif buat bangsa ini.

Medio Juli 2019 silam, pertemuan dua tokoh bangsa ini tercipta. Pertemuan mereka ibarat awal dimulainya pertunjukan keharmonisan. Dua kubu yang terlibat rivalitas ini, mulai menghilangkan egonya masing-masing demi sebuah persatuan dan kesatuan bangsa.

Rendah hatinya Jokowi bertemu dengan jiwa besarnya Prabowo. Bersatunya Jokowi dan Prabowo merupakan momentum tepat untuk kembali menjahit tenun kebangsaan yang sempat tercabik-cabik oleh kerasnya persaingan di ajang politik lima tahunan kala itu.

Pemimpin besar adalah dia yang mampu menyatukan semua elemen bangsa di tengah dalamnya jurang perbedaan yang ada. Dan Jokowi mampu melakukannya demi Indonesia yang lebih baik di masa-masa mendatang agar Indonesia terhindar dari perpecahan.

Terima kasih, Pak Jokowi! Semangat persatuan untuk mencegah terjadinya disintegrasi bangsa menjadi awal dimulainya kehidupan yang lebih harmonis, yang mewariskan energi persatuan agar anak bangsa tak lagi bernafas dalam curiga, cibiran dan kebencian.

Kepemimpinan nasional telah berganti per 20 Oktober 2024. Jokowi telah mengakhiri tugasnya sebagai presiden, dan Prabowo akan memulai tugasnya sebagai Presiden ke-8 Indonesia. Legacy kebersamaan telah dibangun Jokowi, dan Prabowo siap melanjutkannya.

Estafet kepemimpinan ini adalah awal yang baik guna mewujudkan Indonesia Emas, Indonesia yang jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Sebuah adagium mengatakan, tak ada kesempurnaan di dunia ini, karena kesempurnaan milik Allah SWT. Berharap kesempurnaan dari manusia, sama saja menanti kekecewaan. Terima kasih, Pak Jokowi! Selamat bekerja, Pak Prabowo! (LHr#)

(Visited 2 times, 2 visits today)
Muhammad Rustan Salam

Muhammad Rustan Salam

Media Online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

scroll to top