MAKASSAR||Benuasulsel.com-Tahun 2021 adalah tahun ujian toleransi bagi umat beragama di Sulawesi Selatan, khususnya di Kota Makassar. Peristiwa Bom Gereja Katedral Makassar adalah peringatan keras bagi kerukunan beragama di Sulawesi Selatan. Salah satu ciri tumbuhnya bibit radikalisme adalah intoleransi yaitu sikap tidak menghargai adanya perbedaan dan puncaknya adalah terorisme.
Ketua FKPT Sulawesi Selatan, Dr. Muammar Bakri, Lc, menegaskan kepada pengurus FKPT Sulsel dan seluruh jajaran masyarakat untuk bekerjasama mencegah dan mengatasi intoleransi dengan membumikan sikap menerima dan berani menjalankan kehidupan dalam bingkai kebhinekaan.
Kebhinekaan adalah anugerah dan warisan bangsa ini. Keragaman adalah kekuatan dan kekayaan yang seharusnya bisa menguatkan sikap toleran dan jalinan persaudaraan sebagaimana yang telah dicontohkan oleh founding father Negara ini.
Lanjut Beliau bahwa “Mari kita songsong tahun toleransi 2022, dengan memperkuat rasa kebangsaan, menabur semangat toleransi dan menjadikan Sulawesi selatan sebagai barometer kerukunan umat beragama di Indonesia, dan itu butuh kerjasama semua pihak” imbuh tokoh agama sekaligus Sekertaris Umum MUI Sulsel ini.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam refleksi akhir tahun FKPT Sulsel yang diselenggarakan pada hari kamis, 30 Desember 2021 di Hotel Losari Beach Makassar. Refleksi tersebut menghadirkan seluruh pengurus Forum Kordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulsel dan mengevaluasi beberapa program yang terlaksana di tahun 2021 ditengah masa pandemi covid-19.
Forum juga menitipkan harapan besar pada tahun toleransi 2022, FKPT Sulsel bisa lebih banyak bersinergi dengan berbagai stakeholder untuk mewujudkan tahun toleransi dengan membangkitkan semangat toleransi dan persaudaraan dalam merawat persatuan ditengah kebhinekaan.(Red#)