Kebakaran Naas di Kota Benteng Hari Kamis Subuh, Renggut Satu Korban Jiwa

Screenshot_20240524_204255.jpg

SELAYAR-Benuasulsel.com-Satu orang korban perempuan meninggal dunia dalam peristiwa kebakaran yang melanda rumah milik Zubair Bakri, warga Jln. W.R. supratman No. 8 Benteng, Kabupaten Selayar Sulawesi Selatan.

Pemiik rumah Zubair Bakri menyebut, kebakaran terjadi pada sekitar pukul 04.30 Wita, hari, Kamis, (23/5) subuh.

Saat itu, Zubair mengaku masih dalam posisi tidur dan berada di dalam kamar.

‘Saya masih tidur dan tetiba dibangunkan oleh isteri yang dikagetkan suara ledakan keras dari lantai dua”,

Saking kerasnya, suara ledakan sempat terdengar oleh tetangga dan jamaah Masjid yang sementara akan menunaikan sholat subuh.

Ledakan dari lantai dua terdengar saat isteri pemilik rumah terbangun mengambil air wudhu untuk menunaikan sholat malam.

‘Suara ledakan terdengar, saat isteri saya sedang menunaikan sholat malam, namun karena dikagetkan oleh suara ledakan, dia langsung menghentikan sholatnya dan bergegas membangunkan saya” urainya kepada wartawan, hari, Kamis, (23/5) malam.

Usai mendengar penuturan isterinya terkait suara ledakan yang didengarnya, Zubair langsung bangun, meninggalkan kamar dan begegas menyalakan lampu di ruang tengah.

“Saya bangun meninggalkan kamar dan menyalakan lampu untuk memastikan rumah dalam kondisi aman serta tidak sedang kedatangan tamu tak diundang”.

Seusai menyalakan lampu, saya langsung naik ke lantai dua dengan didampingi isteri dengan maksud untuk memeriksa keadaan di lantai dua”.

Namun setiba di lantai dua, dia justeru mengaku dibuat kaget dan terperanjak oleh nyala api yang sudah membesar dan mulai menjalar keluar dari kamar hingga nyaris merembes ke arah bangunan kamar mandi.

“Karena merasa kaget, saya langsung spontan menyambar baskom berisi air di kamar mandi dan menyiram api yang sementara menjalari bagian bangunan rumah di lantai dua”.

Setelah menyiram api, Zubair berusaha menerobos masuk ke dalam kamar dengan tujuan untuk membangunkan korban dengan berteriak memanggil nama korban.

Tapi usaha itu sia-sia, karena korban sama sekali sudah tidak lagi merespon panggilan.

“Menyaksikan korban yang tidak merespon panggilan, saya kembali mengambir air dan melanjutkan menyiram api di bagian plafon kamar”.

“Beberapa menit berselang, lampu langsung mati akibat kosrleting listrik di lantai dua yang terkena siraman air, namun api tak kunjung padam”, bebernya menceritakan ihwal kejadian kebakaran, yang merenggut nyawa Andi Rosni Opu (56 tahun) pegawai Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah yang sudah kurang lebih lima belas tahun menderita stroke.

Melihat api yang tak kunjung padam, Zubair lalu meminta isterinya turun ke lantai satu membangunkan putera bungsu mereka, Andi Muhammad Nur Fajri dan menyuruhnya untuk melapor ke posko induk pemadam kebakaran melalui akses pintu depan rumah.

Zubair sendiri berusaha berteriak dari lantai dua memanggil regu pemadam yang posko induknya, tepat berada di belakang rumahnya.

“Pemadam…pemadam…kebakaran”, bangun semua rumah saya terbakar, teriaknya, sembari membangunkan saudara saudaranya yang tinggal satu kopel dengannya.

Tak berselang lama kemudian, saudara saudaranya yang lain tiba di tempat kejadian peristiwa (TKP) bertepatan dengan kedatangan armada damkar, bersama kurang lebih delapan belas orang regu pemadam kebakaran.

Mereka semua sempat tertegun dan dibuat kaget oleh kehadiran mobil pemadam yang sudah terparkir di depan rumah.

Kerja sigap regu pemadam kebakaran yang setiba di TKP, langsung bekerja, menarik selang naik ke lantai dua, membuat pemilik rumah, setidaknya bisa mulai bernafas lega.

Zubair sendiri yang tak lagi meragukan krsigapan regu damkar, langsung beranjak meninggalkan rumah menuju ke rumah saudara almarhumah Andi Rosni Opu.

“Yakin dengan kerja kerja teman teman personil damkar, sayapun beranjak meninggalkan rumah menuju ke rumah ipar, Burhanuddin, suami dari Andi Citra Opu dan Kapolsek Bontosikuyu, Iptu Danial, suami dari Andi Marni Opu, untuk menyampaikan perihal kejadian kebaran yang merenggut nyawa Andi Rosni Opu”.

‘Setiba di rumah, api sudah berhasil dilokalisir dan sementara dalam tahap pendinginan, akhirnya sayapun langsung memutus aliran listrik ke arah belakang rumah dan menyalakan kembali lampu di ruangan lain untuk membuat leluasa pergerakan di dalam rumah” urainya menambahkan keterangan.

Intinya kata pemilik rumah, mereka merasa sangat tertolong oleh suara ledakan dari lantai dua bangunan rumah, karena seandainya tidak ada suara ledakan, pemilik rumah mengaku sama sekali tidak mengetahui peristiwa kebakaran rumahnya.

Kendati begitu, pemilik rumah sendiri mengaku belum tahu persis benda yang menjadi sumber ledakan di lantai dua.

Pasalnya, seluruh kaca jendela kamar di lantai dua, pecah, akibat tekanan panas api.

Selain itu, dua unit televisi di dalam kamar pecah dan ikut meleleh bersama termos tabung kaca yang penutupnya ditemukan dalam kondisi terlempar.

Peristiwa naas yang terjadi pada hari, Kamis, (23/5) subuh itu, ikut menyebabkan terbakarnya dua unit lemari yang berada di dalam kamar tempat tidur korban.

Lanjut Zubair menerangkan, almarhumah Andi Rosni Opu, lahir tanggal 20 Mei 1968 dan menghembuskan nafas terakhir pada hari, Kamis, (22/5) subuh, setelah sempat menderita stroke, sejak 15 Agustus 2015.

Almarhumah meninggal dunia dalam status single dan atau gadis, sehingga tidak meninggalkan anak dan ataupun cucu.

Semasa hidup dan sehatnya, almarhumah sempat mengutarakan keinginannya untuk mengadopsi salah seorang ponakannya, namun niat itu diurungkannya, karena ponakannya yang rata rata sudah berusia dewasa.

Sebelum sakitnya kata Zubair, almarhumah tercatat sebagai pegawai negeri sipil di kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, pungkasnya.(FSB#)

Jurnalis:A.Fadly Syarif
Editor: A. Wahyu Hidayat

(Visited 8 times, 1 visits today)
Muhammad Rustan Salam

Muhammad Rustan Salam

Media Online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

scroll to top