Harap…..! berhati-hati Mengendarai, dijalan Tol Indonesia, Ini Pendapat Ahli

IMG_20211106_143725-1.jpg

Gowa)BenuaSulSel– Jalan Tol di Indonesia mendapatkan tanggapan dari Pemerhati konstruksi Jalan Raya dan Jalan Kereta Api (KA).Gatot Rusbintardjo,
menjelaskan bahwa perkerasan Jalan tol Indonesia, pada umumnya yang dibuat dari beton semen kaku tidak mempunyai ‘Skid Resistance’ Sabtu (06/11/2021).

Dalam hal ini, Gatot Rusbintardjo, mengungkapkan bahwa ini bukan tentang kecelakaan yang menimpa VA. tetapi untuk menyampaikan jika Jalan Tol di Indonesia tidak aman, bagi pengendara dengan laju kecepatan tinggi.

Ia memaparkan “Skid Resistance adalah daya cengkeram ban dengan permukaan perkerasan Jalan. Karena Skid Resistancenya kecil atau bahkan nol, maka apabila mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan mengerem, mobil tidak segera berhenti karena tidak ada daya cengkeram yang memadai antara ban dan permukaan perkerasan Jalan” terangnya

Jadi pada saat melakukan pengereman,
mobil akan meluncur cukup jauh sebelum berhenti. sehingga sering terjadi mobil menabrak truck atau mobil lain yang ada didepannya” tambah Gatot Rusbintardjo.

Ia memperingatkan bahwa Jalan beton bukan untuk kecepatan tinggi
Jalan beton bukan Jalan untuk kecepatan tinggi!’ Sehingga salah membangun Jalan Tol dengan perkerasan kaku” Ujanya

Lebih lanjut, di tengah Jalan Tol diberi pembatas dinding beton yang tebal dan kokoh, Akibatnya jika ada mobil yang selip atau kemudinya berbelok maka akan menabrak tembok beton dan karena kecepatannya tinggi.

Jalan Tol yang aman GB ditengahnya ‘medianya’ harus berupa rumput dengan lebar min. 2 x 5 meter dengan kelandaian 5%. ‘Seperti Jalan Tol Jagorawi pada awal dibuatnya’ Dengan demikian jika ada sopir mengantuk atau mobil pecah ban, mobil tidak menabrak tembok beton. Tetapi meluncur di atas rumput yang landai dan akhirnya berhenti dengan selamat” Sambungnya

Dari penjelasan di atas, Gatot Rusbintardjo mengajak pengendara untuk lebih berhati-hati melewati Jalan Tol

Sekali lagi ingat!! Jalan Tol di Indonesia adalah jalan yang tidak aman terutama untuk kecepatan tinggi, tetapi taati rambu lalulintas, jangan bangga karena sampai dengan cepat, tapi banggalah membawa keluarga sampai dengan selamat, sampai tujuan.

Taatilah rambu pembatas kecepatan.
Jangan bangga dapat menempuh waktu 3.5 jam, dari Semarang ke Surabaya. Tapi banggalah dapat membawa keluarga dengan selamat dari Semarang ke Surabaya walaupun harus ditempuh dalam waktu lebih dari 4.5 jam” tutup Gatot (RB#)

 

 

(Visited 74 times, 1 visits today)
Muhammad Rustan Salam

Muhammad Rustan Salam

Media Online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

scroll to top