Gowa (benuasulsel.com) Inspektorat Daerah Kabupaten Gowa menggelar Workshop Manajemen Risiko yang diikuti sebanyak 45 orang auditor di Travellers Hotel Phinisi Makassar, Rabu (19/5).
Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa, Kamsina mengatakan manajemen risiko ini digelar untuk membackup Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang ada di Inspektorat Kabupaten Gowa di lapangan, dimana APIP merupakan instansi pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi pokok dalam melakukan pengawasan.
“Jika kita berbicara persoalan manajemen risiko, ini dilaksanakan untuk membackup seluruh auditor di Inspektorat karena manajemen risiko ini banyak mempengaruhi kegiatan lain salah satunya peningkatan APIP,” ungkapnya.
Untuk menaikkan level APIP kata Kamsina yang juga Inspektur Inpektorat Gowa ini mengaku, seluruh auditor perlu dibekali dengan manajemen risiko mengingat seluruh kegiatan apapun pasti memiliki risiko.
“Seluruh auditor harus dibekali dengan kehati-hatian, dalam mengambil langkah dan memperhatikan objek apapun dalam melakukan pengawasan. Jangan sampai sudah dikeluarkan keputusan tapi manajemen yang digunakan tidak bagus sehingga salah dalam hal menentukan majemen risiko,” jelasnya.
Ia berharap melalui workshop ini, seluruh peserta dapat memperhatikan dengan jelas para pemateri agar setelah workhsop terus ada hasil yang bisa diterapkan
“Selama ini penerapan manajemen risiko di Kabupaten Gowa sudah berjalan dengan baik. Hanya perlu dibekali lagi dengan ilmu yang lebih sempurna melalui kegiatan ini,” harap Kamsina.
Sementara, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sulawesi Selatan, Arman Sahri Harahap pada materinya mengungkapkan seluruh pemangku kepentingan memiliki peran dalam menyusun manajemen risiko, terlebih dalam suatu pemerintahan yang dibutuhkan adalah kolaboratif.
“Manajemen risiko ini bukan hanya pada terletak pada pimpinan saja, tetapi seluruh pemangku kepentingan memiliki tanggungjawab yang sama dalam artian kolaboratif sangat dibutuhkan,” katanya.
Arman Sahri menjelaskan risiko merupakan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi salah satunya permasalahan penyimpangan pengelolaan keuangan sehingga perlu dilakukan tindakan mitigasi didalamnya.
“Jadi seluruh kegiatan harus mempertimbangkan aspek risiko lalu dilakukan mitigasi untuk pengendalian risiko tersebut, manajemen risiko inilah nantinya yang bisa menjadi pengendali dari risiko itu sendiri, karena kualitas yang utama dalam manajemen risiko ini adalah bagaimana mencapai tujuan visi misi kepala daerah dan pengamanan aset,” jelasnya.
Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari atau 19-21 Mei 2021 dengan metode pemaparan, diskusi dan simulasi.(BB*)