LSM GEMPA Telusur Dugaan Pemalsuan Tanda Tangan Pasca Sarjana.

IMG-20220123-WA0028.jpg

Gowa) BenuaSulSelCom.Salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang getol dan gigih menelusuri kebenaran dan keadilan, tak lain Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Indonesia yang Ketua Umumnya, Amiruddin, SH yang akrab di sapa Karaeng Tinggi.
Betapa tidak, kasus dugaan Pemalsuan Tanda Tangan Pasca Sarjana(S2) yang menyelimuti salah satu Perguruan Tinggi Swasta bergengsi di Kota Daeng-Makassar, diadukan ke Polda Sulsel, 12 Oktober 2021oleh Ketua DPP LSM GEMPA Indonesia, perihal laporan dugaan pemalsuan tanda tangan di Program Pascasarjana di Universitas Muslim Indonesia( UMI) tahun 2014.
Laporan pengaduan dugaan pemalsuan tanda tangan mendapat respon(tanggapan) Karobinopsnal, Polda Sulsel, Brigjen Polisi, Daniel Bolly H.Tifaona, S.I.K,M.Si, akui Karaeng Tinggi panggilan Amiruddin, SH sambil menunjukkan surat respon Polda Sulsel tertanggal, 5 November 2021, nomor.B/7797/XI/RES.7.4/2021/Bareskrim, Klasifikasi biasa, lampiran satu examplar, hal meneruskan pengaduan masyarakat.
Ketua DPP LSM Gempa Indonesia, Amiruddin, SH mengatakan, tak akan berhenti menegakkan kebenaran dan keadilan melalui kontrol sosial yang merupakan amanah LSM.
Apalagi katanya, kejadian/peristiwa ini membuncah di Perguruan Tinggi Swasta yang populer-bergengsi, UNIVERSITAS Muslim Indonesia.
Sungguh dugaan pemalsuan tanda tangan di Universitas ternama, sangat mengiris dan memalukan sebagai Yayasan Wakaf UMI, Makassar kecuali perusahaan atau milik pribadi-keluarga radius gaungnya kecil, tutur Karaeng Tinggi tersenyum.
Yang ironis dan tergolong lucu lanjut Ketua DPP LSM GEMPA, Amiruddin, SH, terduga dipalsukan tanda tangannya Profesor dan yang melakukan juga Profesor berujung saling lapor-melapor misal, Profesor. DR.HM.Nasir Hamzah, Dosen korban dugaan pemalsuan tangan, petinggi Yayasan menyasarankan supaya tak keberatan yang diaminkan korban.
Ironi dan uniknya lanjut Ketua DPP LSM GEMPA, begitu selesai diberita-acarakan pemeriksaan(BAP) tidak keberatan, korban yang disinyalir dipalsukan tangannya, tetap di skorsing sebagai Dosen tanpa melalui mekanisme dan prosedural, ungkapnya heran.
Kondisi ini yang diibaratkan sudah,”jatuh tertimpah tangga,” artinya kebijakan Yayasan Wakaf UMI cenderung menyalah-gunakan wewenang dan main kayu bertangan besi? Ujarnya usai ketemu sejumlah Profesor salah satu Warung Kopi di Makassar berlanjut Jumpa pers di Sekretariat DPP LSM GEMPA, Sabtu, 23/1 sekitar jam 14.00, semoga.(Burnas-Omank)

(Visited 113 times, 1 visits today)
Muhammad Rustan Salam

Muhammad Rustan Salam

Media Online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

scroll to top