GOWA]benuasulsel.com-Dalam perencanaan pembangunan dan pelaksanaannya dengan niat baik dan tulus demi kepentingan dan kebutuhan masyarakat pasti ada tantangan yang merupakan variatif dinamika kehidupan sosial di mana dan kapan saja.
Demikian diungkapkan Kepala Desa (Kades) Bontobiraeng Selatan, Muh.Hatta Daeng Nai. Kamis,23/9
Daeng Nai panggilan akrab Muhammad Hatta yang baru balik rapat kerja Nasional (Rakernas) APDESI mengatakan, sejak awal menakhodai desa Bontobiraeng dengan membangun sarana dan prasarana, infrastruktur di Dusun Kacci Kacci sudah diperhadapkan tantangan dengan laporan penyimpangan dan penyelewengan.
Padahal perencanaan pembangunan infrastruktur itu dikerjakan sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan lolos pengecekan dan penilaian Inspektorat kabupaten. Bukan cuma itu kini tantangan berikutnya, Bahkan program PTSL yang sekarang bergulir, 2021 dianggap ada masalah.
Isu miring kembali mencuat dengan pungutan Rp.250.000/bidang sebelum waktu pelaksanaan, 2022.
Padahal berkat usaha perjuangan melobby di BPN Gowa, akhirnya Desa Bontobiraeng Selatan kembali mendapat bagian/jatah PTSL tahun ini (2021), sebagaimana yang termuat pada berita sebelumnya.
Menurutnya, ada sebahagian oknum baik itu warga maupun bukan, belum mengetahui persis duduk masalahnya sudah bergerak dan berbicara yang bermuara pitnah, ujanya.
Tapi sudahlah dan tak usah dipikirkan, terlebih jadi beban pikiran dan mental, tutur Daeng Nai.
Hanya saja ke depan harapnya, meskipun itu merupakan tantangan yang harus dihadapi dan di jawab, persoalannya menyita waktu, terbuang percuma tidak produktif. Menurutnya, yang terbaik adalah saling mendukung demi terciptanya suatu hubungan komunikasi yang baik untuk menciptakan sebuah karya untuk membangun desa, harapnya, semoga.(Yusuf/Omankbenua#)