BENUASULSEL.Com-TAKALAR-Terkait pemberitaan di salah satu media online di Takalar Sekdes Pattinoang membantah pemberitaan tersebut dengan membuat berita hak jawab. Bahwa pemberitaanyang menyatakan dirinya pergi melakukan pendakian di saat hari kerja, jumriani sekdes desa Pattinoang Bantah tudingan tersebut.
Dirinya membenarkan bahwa memang saya pergi melakukan pendakian gunung Bawakaraeng, tapi itu saya lakukan diluar hari kerja.
Saya pergi mendaki mulai hari kamis sore sudah di luar waktu kerja dan tugas-tugas saya sudah saya selesaikan pak, melakukan pendakian pada jumat, sabtu dan minggu yang kebetulan hari jumat itu tanggal merah hari libur, jadi kalau saya pergi mendaki seperti yang di beritakan oleh oknum wartawan Ejatoday itu tidak benar.
Ini fitnah kepada saya yang ingin merusak nama baik saya dimata masyarakat, tuturnya dengan nada kesal.
Tambahnya, Jumriani juga menyoroti oknum wartawan Ejatoday yang menaikan berita saya tanpa adanya konfirmasi atau wawancara kepada dirinya terkait kebenaran isu tersebut.
Seharusnya oknum wartawan tersebut mestinya konfirmasi ke saya dulu sebelum Mempublikasikan, ini berita sepihak saja tutupnya.
Hingga berita ini terbit oknum wartawan tersebut belum sempat dikonfirmasi. Kamis, 03/07/2025 (HB#)
Jurnalis: Hamzah
Berikut pemberitaan yang dimaksud
EjaToday.com, Takalar – Warga Pattinoang geram terhadap Kepala Desanya yang dianggap tidak tegas terhadap sekretarisnya sendiri.
Itu dikarenakan Sekretaris Desa Pattinoang, sudah dua hari terhitung sejak hari Kamis lalu alpa masuk kantor karena lebih memilih mendaki gunung.
Warga sangat geram lantaran Sekretaris Desa adalah jabatan vital setelah Kepala Desa yang wajib masuk kantor setiap hari kerja.
“Perangkat desa yang lain masuk kantor tiap hari, sementara Sekretaris Desa dengan sengaja alpa dan lebih memilih pergi mendaki Gunung. Di mana letak kedisiplinannya?” kata seorang Warga berinisial T.
Kepala Desa Pattinoang, Muh. Nur, dinilai oleh warganya tidak tegas terhadap bawahannya.
“Sekretaris itu jabatan yang punya peran penting dalam urusan pemerintahan, kalau begini modelnya, ini namanya tidak tertib. Tapi membuat saya heran, kenapa Kepala Desa membiarkan dan mendiamkan? Pemimpin itu harus tegas. Ini malah tidak bisa berkutik melihat bawahannya tidak disiplin begitu” sesalnya dengan nada tegas saat ditemui di kediamannya. Jumat 27 Juni 2025, pukul 10.00 Wita.
Ia yang merupakan orang berpengaruh di Pattinoang meminta Kepala Desa untuk mencopot perangkat desa yang tertib. Lebih extremnya lagi, ia bahkan mendesak Kepala Desa untuk mundur jika tidak bisa menertibkan bawahannya.
“Pak Desa harus tegas, kalau ada perangkat desa begini modelnya pecatmi saja. Daripada keluyuran di Gunung sementara tugas negara ditinggalkan. Atau kalau memang Pak Desa tidak bisa tegas pada bawahannya, sebaiknya mundur saja dari jabatan Kepala Desa. Itu lebih berwibawah.”
Dalam perkara ini, BPD Pattinoang pun diminta untuk melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap Kepala Desa dan perangkatnya